Selasa, 21 Februari 2017

Hari - hari di Sindo TV

Saat pertama kali wawancara kerja, saya sama sekali tidak tahu apa itu pekerjaan creative staff di sebuah program televisi. Saya hanya memasukkan lamaran sebagai production team. Ya, saya menghindari posisi sebagai jurnalis. Maunya di tim produksi saja, apapun posisinya.

Sudah agak lupa bagaimana pertanyaan pada saat wawancara kala itu. Tapi yang jelas saya ingat ketika HRD bilang, "Ada yang mau ditanyakan?" saya langsung tanya apa itu creative dan job desknya apa saja. Lalu di program seperti apa saya akan ditempatkan.

Program pertama saya ternyata TV Magazine, judulnya Apop News. Eaaa, pucuk dicinta ulam pun tiba. Saya sudah familiar dengan bentuk tayangan TV Magazine karena sama dengan TKA saya. Sementara Apop News adalah program hiburan seputar selebriti Asia, terutama Korea Selatan yang lagi hitz. Sebagai penikmat drama dan musik Korea, saya sama sekali tidak menemukan kesulitan di program ini. Malah seneng, karena punya kesempatan liputan langsung setiap ada konser artis Korea di Indonesia.

Saya juga sempat pegang program lain, Referensiana dan Rehat Siang. Referensiana adalah talk show seputar referensi untuk wanita, termasuk masalah kecantikan, kesehatan, sampai keuangan. Kalau Rehat Siang acara jalan-jalan, bentuknya juga magazine. Kalau di program Apop News bisa nonton konser gratis, di program Rehat Siang sering ikut jalan - jalan gratis (sambil kerja tentunya). Paling seneng kalau sudah keluar kota, hihiii.

Sebelum memutuskan resign, saya juga sempat membantu pembuatan program dokumenter Warkop DKI dan terlibat di program musik Tangguh.

Oh iya, tugas atau jobdesk creative itu apa sih? Beberapa pekerjaan yang saya lakukan sebelum syuting antara lain memikirkan ide tema pada setiap episode tayangan, membuat rundown acara, dan menentukan daftar pertanyaan untuk MC talk show. Ketika syuting, baik  siaran live atau tapping (siaran yang direkam terlebih dahulu untuk ditayangkan setelahnya), saya berkoordinasi dengan produser lapangan agar pengambilan gambar sesuai dengan rundown. Saya juga melakukan briefing kepada MC dan narasumber. Lalu setelah proses syuting selesai (untuk tapping), saya membuat script untuk voice over (narasi yang mendukung video). Terakhir, mendamping editor agar proses editing sesuai dengan rundown awal.

Setiap program televisi dikerjakan oleh satu tim yang terdiri beberapa posisi, seperti Produser, Asisten Produser, Production Assistant, Creative, Cameraman dan Editor. Semua memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Tanggung jawab acara tentu ada di Produser.

Selama delapan bulan di Sindo TV, ada banyak hal yang saya pelajari, banyak pengalaman yang saya dapatkan. Meski begitu, saya akhirnya memutuskan untuk keluar alias resign di bulan ke-8, Mei 2013.

Menemukan pekerjaan pertama

Alhamdulilah saya tidak butuh waktu lama untuk menemukan pekerjaan seusai lulus kuliah. Sebelum wisuda, saya pergi ke job fair di balairung UI. Dari situ, saya menebar banyak CV ke berbagai perusahaan. Mulai dari Bank, BUMN, perusahaan konsumer sampai media.

Pengalaman kuliah sebenarnya membuat saya justru tidak ingin bekerja di media. Repotnya menjadi jurnalis, liputan ke lapangan, mencari narasumber, keringetan, bau badan. Duh, males lah!

Saya mau jadi orang kantoran saja, pake baju rapi, kerja pake AC, wangi, gaji besar. Dimikian cita - cita saya saat itu.

Tapi sisi lain saya juga mengatakan," Tapi sayang sih kalo ilmu kuliah nggak diterapkan dulu. Setahun - dua tahun boleh lah mencoba dunia jurnalistik."

Akhirnya saya berserah pada takdir. Dari sekian banyak CV yang saya kirim, lalu mengikuti berbagai tes dan interview, nasib mengantarkan saya ke pekerjaan pertama sebagai creative di sebuah stasiun TV swasta, Sindo TV.

Saya resmi bekerja mulai Oktober 2012, sekitar satu bulan setelah wisuda. Tentu saya sangat bersyukur karena tidak butuh waktu lama untuk menemukan pekerjaan. Di luar sana, banyak sekali lulusan Universitas yang masih menganggur bahkan hingga bertahun - tahun. Ibu saya berkali - kali mengucap syukur Alhamdulillah ketika saya kabari.