Sabtu, 11 Maret 2017

Empat tahun jadi jurnalis, betah juga

Keinginkan menjadi jurnalis kembali muncul setelah beberapa bulan bekerja sebagai kreatif. Keinginan yang sudah saya tulis di profil blog ini sejak 2009.😆

Mei 2013, saya akhirnya memantapkan diri untuk resign dari Sindo TV, dan beralih profesi sebagai jurnalis di harian KONTAN.

Sekarang sudah masuk tahun ke-4 di Kontan. Wow, nggak berasa, ternyata betah juga.

Delapan bulan pertama liputan hukum di Pengadilan Niaga, masuknya di kompartemen nasional. Sekitar delapan bulan berikutnya, masuk kompartemen investasi nulis rekomendasi saham dan IHSG. Lalu berlanjut ke aksi korporasi, masih masuk termasuk kompartemen investasi sampai sekitar delapan bulan. Sekarang masih di investasi juga tapi nulis soal komoditas. 

Awal masuk Kontan, saya masih "buta" ekonomi. Semua yang saya temui di Kontan adalah hal baru. Ketika liputan hukum, ketemu dengan istilah PKPU, pailit, pelanggaran merek, sampai ketemu berkas gugatan 500 halaman bahkan lebih waktu liputan kasus korupsi di KPK dan Pengadilan Tipikor.

Inget banget waktu awal - awal nulis berita korupsi dari berkas dakwaan sekitar 500 halaman. Sampai jam 8 malam nulis lead berita (satu paragraf di awal) aja nggak jadi-jadi. Nggak tahu mau mulai darimana & gimana caranya meringkas 500 halaman jadi satu halaman aja. Nggak paham mana yang paling penting karena buat saya (yang waktu itu masih anak bawang banget) semua terlihat penting. 

Saat pindah di desk investasi, saya menemui istilah IHSG, BEI, saham, dan istilah lain yang lebih teknis. Demikian juga di komoditas, banyak istilah- istilah yang baru saya temui. Pada akhirnya, saya kembali belajar dan belajar lagi. Mulai banyak membaca, banyak bertanya dan berdiskusi.

Tantangan selalu ada, apalagi ketika masa awal liputan. Sebagian narasumber ragu kalau saya bisa memahami ucapan mereka. Sebagian lainnya mau dengan baik hati menjelaskan berulang - ulang sampai saya paham. Kuncinya satu, kalau masih baru dan belum paham ya jujur saja. Nggak usah sok pinter lalu bingung waktu akan menuliskan hasil wawancara.

Salah satu keuntungan sebagai jurnalis adalah, kita bisa berlajar langsung dari ahlinya. Saya sebagai jurnalis ekonomi belajar hukum perdata dari para pengacara, hakim, hingga panitera. Belajar investasi dari analis sampai kepala riset. Belajar memahami perusahaan langsung dari direkturnya. Bahkan banyak teman-teman jurnalis yang (menurut saya) lebih beruntung karena bisa setiap hari ngikutin pejabat, mulai anggota DPR, menteri sampai presiden.

Saya mah apa, masih banyak area liputan yang belum dirambah. Makanya meski sudah tahun keempat, saya masih begitu menikmati profesi jurnalis. Soalnya, saya sendiri masih nunggu setelah ini akan dipindah ke desk liputan apa lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar